Rabu, 13 Juli 2016

KEMERIAHAN ACARA SEMARAK RAMADHAN WITH SUPERSTAR DAN IEDPHORIA MIDNIGHT SALE DI SUPERMALL KARAWACI





SUPER SURPRISE SHOPPING 2016 merupakan program belanja (sales promo)yang didedikasikan untuk pelanggan setia Supermal Karawaci sepanjang tahun 2016. Mulai 18 Maret sampai dengan 17 Desember 2016, Anda yang berbelanja minimal Rp. 500.000,00 (lima ratus ribu rupiah) berhak atas 1 (satu) kupon undian. Program ini akan menawarkan lebih banyak kupon bagi Anda pemegang Platinum VIP card yaitu double coupon dan lebih banyak kupon (triple coupon)bagi pemegang SuperVIP Card.  Bagi Anda yang berbelanja dengan menggunakan Mandiri card berhak atas tambahan double coupon. Jadi, satu customer akan mendapat maksimal 50 (lima puluh) kupon setiap harinya. Hadiah utama dalam program SUPER SURPRISE SHOPPING 2016 adalah 2 unit mobil Honda H-RV serta hadiah bulanan yaitu 10 perhiasan emas persembahan The Palace, 3 unit motor Honda Scoopy dan 2 unit motor Honda Beat.
Hal yang lebih penting lagi, Supermal Karawaci menggelar pengudian Grand Prize berupa 1 unit mobil Honda H-RV pada tanggal 26 Juni 2016. Jumlah Kupon yang akan diundi pada hari Sabtu Malam tanggal 26 Juni 2016 adalah kurang lebih 68.000 buah dengan total jumlah pembelanjaan selama 4 bulan dari tanggal 18 Maret-26 Juni 2016 yang terhitung sebesar Rp 14,8 Miliar. Banyak customer yang telah berpartisipasi, mereka hadir dengan sangat antusias membawa kelengkapan data (KTP/SIM) yang masih berlaku dan potongan kupon sebagai syarat pengambilan hadiah undian. Acara diawali dengan tarian Arabian yang cukup menawan dari 3 wanita dancer.Setelah itu kata sambutan opening oleh pihak manajemen Supermall Karawaci. Lalu dilanjutkan dengan Kuis oleh MC dengan mengajukan beberapa pertanyaan ke Audience yang hadir dan membuat challenge download aplikasi e cash mandiri tercepat maka terdapat 5 orang pemenang yang berhak mendapat e-cash mandiri sebesar Rp 100.000,- Tibalah di puncak acara yaitu pengudian Grand Prize berupa 1 unit mobil Honda H-RV yang sangat ditunggu. MC meminta satu orang sukarelawan dari Audience yang berkenan untuk mengambil Kupon Undian Pemenang Mobil Honda HR-V. Pertama, yang beruntung bernama Hok Siang tetapi tidak hadir setelah dipanggil tiga kali oleh MC. Maka Hok Siang dianggap Gugur. Orang beruntung yang kedua bernama Daniel, Tetapi sangat Disayangkan Daniel juga gugur sebagai pemenang Honda HR-V karena tidak hadir setelah tiga kali dipanggil oleh MC. Lalu para Audience sudah mulai bersemangat lagi mengingat 2 orang pemenang sudah dianggap gugur karena tidak hadir, mereka berharap nama mereka lah yang keluar sebagai Pemenang mobil Honda HR-V. Suasana kembali tegang dalam keheningan detik-detik pengambilan kupon undian pemenang dan akhirnya MC membacakan nama Bu Lily keluar sebagai pemenang Honda. Bu Lily langsung maju dan naik ke podium. Terdengar riuh kecewa dari Audience yang lain. Setelah dilakukan cross check atau pemeriksaan ulang KTP dan potongan kupon undian, Bu Lily resmi dinyatakan sebagai Pemenang Super Surprise Shopping Supermall Karawaci  dengan Grand Prize berupa 1 unit mobil Honda H-RV. Selamat Bu Lily!

Menyambut bulan suci Ramadhan menuju hari kemenangan Lebaran, Ribuan orang memadati  Supermal Karawaci karena Pengunjung dapat menikmati kemeriahan acara semarak “Ramadhan with Superstars Supermal Karawaci yang berlangsung dari tanggal 6 Juni sampai dengan 5 Juli 2016, khusus setiap Sabtu pukul 8 malam pengunjung akan dihibur dengan kehadiran para penyanyi papan atas bersuara emas seperti Judika, Tulus, Isyana Sarasvati, Rizky Febian, Al Ghazali dan Barsena tampil dengan aksi panggung yang memukau para pengunjung di Grand Atrium Stage Supermal Karawaci.


Judika, menjadi artis pembuka gelaran Ramadhan with Superstars. Ia tampil pada 11 Juni 2016. Penyanyi jebolan Indonesian Idol ini akan membawa sejumlah lagu yang diambil dari album The Best of Judika seperti “Apakah Ini Cinta”, “Sampai Kau Jadi Milikku” hingga “Mama Papa Larang”. Selanjutnya, pada 18 Juni 2016, giliran Tulus siap membawa kita ke dunia Tulus yang unik dan kuat. Penyanyi sekaligus pencipta lagu ini telah menyiapkan sejumlah hits, di antaranya “Pamit”, “1000 Tahun Lamanya” dan “Sepatu” dan 25 Juni 2016, giliran Isyana Sarasvati menunjukkan kepiawaiannya menyanyi sambil memainkan alat music Para pengunjung supermall karawaci sangat antusias untuk sing along bersama Penyanyi yang baru saja meraih penghargaan Female Singer of The Year & Album of The Year NETIndonesian Choice Awards 2016, lewat lagu-lagu hitsnya seperti “Keep Being You”, “Tetap Dalam Jiwa” dan “Kau Adalah”.“Sebagai penutup rangkaian Ramadhan with Superstars, Pemilik hits Kesempurnaan Cinta”, Rizky Febian, dan Barsena berbagi panggung menyanyi dengan iringan musik terbaik.






Lalu pada 17 Juni 2016, Supermal Karawaci dan Toys Kingdom akan mengadakan Celebration 60th Anniversary Play Doh dengan kegiatan bersama anak-anak Dompet Dhuafa: berupa workshop Playdoh, dan dilanjutkan buka puasa  bersama keluarga Bebi Romeo dan Meisya Siregar.Lainnya, pada 26 Juni 2016, giliran keluarga  Baim dan Artika Sari Devi yang  akan memberikan ‘pencerahan’ mengenai konsep berkreasi dengan Play Doh bersama pengunjung Supermal Karawaci.


Bebi Romeo dan Meisya Siregar serta dua putrinya antusia turut meniup lilin

Arena Permainan Playdoh ini persembahan dari toko mainan anak Toys Kingdom selalu menampilkan dekorasi mainan anak yang bisa membuat pengunjung Supermal Karawaci tersenyum. Kita bisa menemukan dunia kreasi Play Doh di Supermall Karawaci. Dimulai tanggal 9 Juni sampai dengan 10 Juli 2016 di Kids Atrium (UG floor).

Menjelang lebaran 1437 H, Supermal Karawaci menggelar IEDPHORIA Super Midnight Sale. Banyak orang yang berburu perlengkapan untuk hari raya dimulai dari pakaian, elektronik, dan lain-lain dengan diskon harga besar langsung menyerbu IEDPHORIA Super Midnight Sale. Acara Super Midnight Sale ini diadakan pada 25 Juni dan 2 Juli 2016 mulai pkl 20.00 Wib sampai dengan pkl 24.00 WIB. Ada kejutan 30 Minutes Surprise shopping untuk Customer dapat berkesempatan membeli barang dari Branded Store dengan syarat dan ketentuan berlaku dibanjiri diskon besar selama 30 menit. Lalu bagi Customer pemegang kartu kredit Bank Mandiri akan mendapat hadiah lagi jika menjadi pemenangTop spender program for Mandiri Credit Card Holder.

Malam takbiran, Supermall Karawaci buka dari pkl 10.00-22.00 WIB. Sedangkan, Supermall Karawaci buka dari pkl 12.00-22.00 WIB di Hari ke-1 Idul Fitri. Di hari ke-2 Idul Fitri,Supermall Karawaci kembali buka dari pkl 10.00-22.00 WIB. Para customer bisa berhemat sampai dengan 80% di lebih dari 500 store yang berpartisipasi. Bagi yang berbelanja minimal 1 juta rupiah, berkesempatan mendapatkan hadiah langsung gift voucer Supermal Karawaci dan hadiah untuk pembelanjaan terbanyak yaitu Led TV 50, Notebook, Led TV 32, dan 2 (dua ) unit smartphone terbaru. Pengunjung Supermall karawaci dapat berkesempatan untuk mendapat hadiah mobil dipersilahkan berbelanja dengan minimal Rp.500.000 untuk satu kupon dan berlaku kelipatan sehingga berpeluang untuk memenangkan hadiah.


 Penulis Artikel: Tetanoe Bernada




Selasa, 08 September 2009

Senin, 2009 September 07

Dalam Blog ini saya membahas tentang ancaman badai matahari 2012....

Artikel 1


Ancaman Itu Datang dari Matahari


Rabu, 22 Oktober 2008 | 08:38 WIB
Matahari. Sinar dan panasnya tentu begitu penting bagi kelangsungan kehidupan di muka bumi ini sepanjang masa. Namun, di balik benderangnya benda langit itu tersembunyi ”sisi gelap” yang mengganggu kondisi di bumi, yaitu bintik hitam (sunspot) yang diikuti badai dan flare.Sebagai pusat peredaran planet-planet di tata surya, matahari merupakan sumber energi bagi makhluk di bumi. Energi itu dihasilkan dari reaksi termonuklir untuk mengubah hidrogen menjadi helium yang terjadi di dekat inti matahari. Suhu di bagian pusat matahari yang terdiri dari gas berkerapatan 100 kali kerapatan air di bumi itu, mencapai 15 juta derajat Celsius.Di dalam perut matahari terjadi rotasi dan aliran massa atau konveksi yang memengaruhi gaya magnetnya. Pada aktivitas tinggi, gaya magnet ini bisa terpelintir atau berpusar hingga menembus permukaan matahari membentuk ”kaki-kaki”, yang tampak bagai bintik hitam.Bintik hitam matahari memiliki diameter sekitar 32.000 kilometer, umumnya terdiri dari dua bagian, yaitu bagian dalam yang disebut umbra, berdiameter 13.000 km atau seukuran diameter rata-rata bumi dan bagian luar disebut penumbra yang garis tengahnya kurang lebih 19.000 km. Suhu penumbra lebih panas dan warnanya lebih cerah dibanding umbra.Suhu gas yang terbentuk di lapisan fotosfer dan kromosfer di atas kelompok bintik hitam itu naik sekitar 800º Celsius di atas suhu normalnya. Akibatnya, gas ini memancarkan sinar lebih besar dibandingkan dengan gas di sekelilingnya.
Setelah beberapa hari, pelintiran magnetik ini terpecah menjadi beberapa pelintiran lebih tipis. Masing-masing bergerak melintasi permukaan ke berbagai arah hingga menghilang.
Seperti di bumi, di permukaan matahari pun terjadi badai. Badai matahari terjadi di daerah kromosfer dan korona—berada di atas kawasan munculnya bintik-bintik hitam. Beberapa badai matahari juga muncul ketika terjadi ledakan cahaya atau flare. Ketika flare muncul, terjadi pelepasan sejumlah besar energi. Umumnya, kian banyak bintik hitam terbentuk, maka flare pun makin banyak.

Dampak

Flare yang mengeluarkan partikel kecepatan tinggi dalam badai matahari menyebabkan timbulnya tekanan pada magnetosfer bumi hingga mengakibatkan badai magnetik di bumi.Fenomena ini mengganggu komunikasi radio dan membuat jarum kompas berputar liar di bumi.Bintik hitam matahari dan flare, menurut Sri Kaloka, Kepala Pusat Pengamatan Dirgantara Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), telah menimbulkan dampak berarti di beberapa wilayah di bumi—terutama di lintang tinggi—karena meningkatnya elektron di lapisan ionosfer. Tahun 1980-an, misalnya, pembangkit listrik di Quebec, Kanada, padam akibat terpengaruh badai matahari.Gangguan di lapisan ionosfer di ketinggian 60 km-6.000 km dari permukaan bumi ini juga menyebabkan kekacauan dalam penyampaian sinyal komunikasi frekuensi tinggi, yang menggunakan lapisan itu sebagai media pemantul sinyal. Sistem navigasi dengan satelit global positioning system menjadi tidak akurat.Jumlah bintik hitam yang tampak dari pengamatan dari bumi bervariasi, dari 1-100 titik. Bintik ini butuh waktu 11 tahun untuk mencapai jumlah tertinggi, lalu menurun lagi. Periode ini disebut siklus bintik matahari.
Sri Kaloka mengingatkan, puncak jumlah bintik hitam dapat terjadi lagi tahun 2012. Karena itu, semua pihak yang berkaitan dengan potensi dampak hendaknya mengantisipasi.
Data pemantauan bintik matahari dan flare terpantau di Pusat Pengamatan Dirgantara Lapan di Tanjungsari, Sumedang, sejak stasiun itu beroperasi 1975. Data itu dapat dimanfaatkan semua pihak yang berkepentingan. Hasilnya dikirimkan ke Bank Data di Swiss, urai Sri.
Periode dinginDalam kondisi ekstrem, baik tinggi maupun rendah, bintik hitam atau flare memberi dampak buruk bagi kondisi di bumi. Saat ini kejadian bintik hitam, menurut Kepala Bidang Penelitian dan Pengembangan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika, Mezak Ratag, justru dalam titik terendah.Bintik hitam adalah indikator aktivitas matahari. Bila sedikit jumlahnya, energi yang dipancarkan matahari berkurang, yaitu 0,1 persen pada cahaya tampak, tetapi bisa puluhan persen pada ultraviolet. Kejadian bintik matahari bisa berkurang akibat menurunnya aktivitas dinamo matahari, konveksi, dan atau tekanan radiasi dari reaksi nuklir di pusat matahari.Dalam beberapa tahun terakhir terjadi anomali aktivitas matahari itu. ”Hanya beberapa hari saja dalam dua tahun terakhir ini terpantau aktivitas bintik matahari,” ujar Mezak. Kondisi permukaan matahari hampir tanpa sunspot dalam beberapa tahun terakhir itu dikhawatirkan mengarah pada minimum Maunder kedua setelah kejadian pendinginan global sekitar tahun 1600-an.Rendahnya aktivitas matahari berarti berkurangnya suplai panas ke bumi secara rata-rata global dalam skala waktu tahunan— bukan harian atau bulanan. Akan tetapi, pemanasan lokal masih bisa terjadi. Seperti beberapa bulan terakhir, suhu laut di bagian timur agak hangat, urai Mezak.Berkurangnya suplai energi dari matahari pada bumi menyebabkan berkurangnya pemanasan lautan, berarti pula penguapan air laut yang akan menjadi hujan pun rendah.Menurunnya suplai energi matahari juga melemahkan monsun. Gerakan angin monsun terjadi karena perbedaan panas antarlautan dan benua berdasarkan posisi garis edar matahari.Pengaruh matahari ini tidak berkorelasi dengan peningkatan suhu udara beberapa pekan terakhir. Tingginya suhu udara di bumi disebabkan tingginya uap air, tetapi sedikit yang terbentuk menjadi awan, sedangkan matahari sudah di lintang selatan. Cahaya matahari sampai ke permukaan bumi tanpa halangan awan. Namun, inframerah yang dipancarkan ke bumi tertahan uap air sehingga menaikkan suhu. Uap air banyak dari laut.
Itu dijelaskan Mezak selaku Executive Panel Riset Monsun Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) pada pertemuan WMO di Beijing, Selasa (21/10), berdasarkan laporan sejumlah ilmuwan dari AS, China, dan Australia. Mereka mengatakan, ada tren pelemahan monsun di berbagai tempat di bumi. ”Di Indonesia, kondisi itu mengakibatkan pelemahan monsun rata-rata dalam beberapa tahun terakhir, tetapi variasinya dari tahun ke tahun bisa besar,” tambahnya.
Senin (20/10), Pusat Data Aktivitas Matahari (SIDC) di Belgia menghentikan peringatan ”All Quiet Alert”, karena peneliti di sana mendeteksi adanya aktivitas di matahari. Namun, laporan ini belum final, mengingat banyak pakar astrofisika matahari meyakini perioda aktivitas rendah ini masih akan berlangsung lama hingga berdampak pendinginan global (global cooling).
Pada kondisi belakangan ini, China mengalami musim dingin paling dingin dalam 100 tahun terakhir, Amerika Utara mencatat rekor tinggi salju, Inggris mengalami April terdingin.
Kondisi ini bukan pertama kali ini terjadi. Dari catatan sejarah, tahun 1645-1715 matahari hampir tanpa bintik, aktivitasnya sangat lemah. Pada kurun waktu itu, suhu permukaan global sangat rendah sehingga dinamakan Zaman Es Kecil.

Video Badai Matahari





Artikel 2

Apa sebenarnya Kiamat tahun 2012..?

Kiamat 2012 adalah terjadinya Badai Matahari:
Menurut Pak Bambang S Tedjasukmana dari Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), bahwa fenomena yang akan muncul pada sekitar tahun 2011-2012 adalah badai Matahari. Prediksi ini berdasar pada pemantauan pusat pemantau cuaca antariksa di berbagai negara maju yang sudah dilakukan sejak tahun 1960-an dan Indonesia oleh LAPAN telah dilakukan sejak tahun 1975.Badai Matahari = Flare dan CME.Masih menurut ahli lain dari LAPAN, bahwa badai Matahari akan terjadi ketika adanya flare dan Corona Mass Ejection (CME). Apa itu Flare..? Flare adalah ledakan besar di atmosfer Matahari yang dahsyatnya menyamai 66 juta kali ledakan bom atom Hiroshima. Padahal bom atom yang dijatuhkan Paul Tibbets, pilot pesawat Amerika Serikat (AS), B-29 Enola Gay, Agustus 1945, telah merenggut sekitar 80.000 jiwa manusia. Berarti kalau dikalikan 66 juta lagi, wouw…!Sedang CME adalah sejenis ledakan sangat besar yang menyebabkan lontaran partikel2 berkecepatan tinggi yakni sekitar 400 km/detik. wouw…Gangguan cuaca Matahari ini dapat mempengaruhi kondisi muatan antariksa hingga mempengaruhi magnet Bumi, selanjutnya berdampak pada sistem kelistrikan, transportasi yang mengandalkan satelit navigasi global positioning system (GPS), dan sistem komunikasi yang menggunakan satelit komunikasi dan gelombang frekuensi tinggi (HF), serta dapat membahayakan kesehatan atau kehidupan manusia, misal karena magnet Bumi terganggu, maka alat pacu jantung juga akan terganggu.HP akan error, dan sms bakal ‘kiamat’ betulDengan skala sebenarnya, saya sketsakan kira2 Badai Matahari itu akan seperti apa. Besar matahari hanya diambil sepersecuilnya, sementara Bumi sangat penuh (meski masih sangat kecil) tampaknya. Bumi saja belum apa-apanya bila dibanding sunspot yang warna hitam2 itu…Badai Matahari tahun 2011-2012

Persiapan menuju Kiamat 2012 itu…:
Dikatakan para ahli bahwa dari Matahari, milyaran partikel alektron sampai ke lapisan ionosfer Bumi dalam waktu empat hari, Dampak dari serbuan dari partikel elektron ini di kutub berlangsung beberapa hari. Selama itu, bisa dilakukan langkah-langkah antisipasi untuk mengurangi dampak yang ditimbulkan.Mengantisipasi munculnya badai antariksa itu, LAPAN tengah membangun Pusat Sistem Pemantau Cuaca Antariksa Terpadu di pusat Pemanfaatan Sains Antariksa LAPAN Bandung. Objek yang dipantau antara lain lapisan Ionosfer dan geomagnetik, serta gelombang radio. Sistem ini akan beroperasi penuh pada Januari 2009 mendatang.Langkah antisipasi LAPAN yang telah dilakukan adalah menghubungi pihak-pihak yang mungkin akan terkena dampak dari muncul badai antariksa ini, yakni Dephankam,TNI,Dephub, PLN, dan Depkominfo, serta Pemda.Saat ini pelatihan bagi aparat pemda yang mengoperasikan radio HF telah dilakukan sejak lama,kini telah ada sekitar 500 orang yang terlatih menghadapi gangguan sinyal radio. PLN harus melakukan sosialisasi ke masyarakat akan adanya pemutusan berkala demi mengurangi dampak badai antariksa ini.
Penerbangan dan pelayaran yang mengandalkan GPS sebagai sistem navigasihendaknya menggunakan sistem manual ketika badai antariksa terjadi dalam memandu tinggal landas atau pendaratan pesawatterbang.Perubahan densitas elektron akibat cuaca antariksa dapat mengubah kecepatan gelombangradio ketika melewati ionosfer sehingga menimbulkan delay propagasi pada sinyal GPS. Perubahan ini mengakibatkan penyimpangan pada penentuan jarak dan posisi. Selain itu, komponen mikroelektronika pada satelit navigasi dan komunikasi akan mengalami kerusakan sehingga mengalami percepatan masa pakai, sehingga bisa tidak berfungsi lagi.Saat ini LAPAN telah mengembangkan pemodelan perencanaan penggunaan frekuensi untuk menghadapi gangguan badai matahari tinggi untuk komunikasi radio HF.

Badai matahari terbentuk karena terjadinya gejolak di atmosfer matahari yang dipicu terbentuknya bintik hitam. Kondisi ini dapat mengakibatkan loncatan api / solar flare yang materinya dapat terlontar ke Bumi. Ketika materi tersebut melintas di atmosfer Bumi, maka terjadilah Aurora dan badai elektromagnetik.Partikel dari badai Matahari tersebut diperkiran sampai ke Bumi pada tahun 2011-2012. Partikel bermuatan listrik ini dapat menghasilkan noise atau gangguan besar pada frekuensi radio 1,2GHz – 1,6GHz. Ini sangat mengancam sinyal GPS.“Jumlah dan intensitas noise akan meningkat dan dapat mengaburkan sinyal GPS selama periode ini,” kata Paul Kintner dari Departemen Teknik Elektro Universitas Cornell. Keakuratan GPS akan berkurang hingga 90%, dan dapat rusak. Hal ini sangat membahayakan dunia penerbangan, di mana fungsi GPS sudah seperti “nafas pada Manusia.Hal ini pernah terjadi beberapa tahun silam, tepatnya pada akhir oktober 2003. Pada waktu itu, tidak hanya satelit GPS saja yang rusak, tapi juga satelit komunikasi publik.Namun, yang paling bahaya adalah apabila distribusi listrik terganggu…! Pada 28-30 Oktober 2003, hampir seluruh pembangkit listrik di dunia dinonaktifkan untuk sementara. Apabila listrik tidak dimatikan, maka akan terjadi kerusakan pada pembangkit-pembangkit listrik di setiap negara. Hal ini disebabkan karena terjadinya ketidakstabilan medan magnet di Bumi.

Analisis :
Badai matahari, suatu fenomena yang diprakirakan kemunculannya pada sekitar tahun 2011-2012, tidaklah berakibat kiamat. Puncak aktivitas matahari yang mempunyai periode sekitar 11 tahun, jadi puncak aktivitas matahari pernah terjadi pada 1979, 1989, dan 2000. Pada saat puncak aktivitas itu, bintik matahari meningkat jumlahnya akibat aktivitas magnetiknya dan mendadak berpengaruh terhadap ruang antar planet.Pada saat-saat itu frekuensi kejadian lontaran partikel berenergi tinggi dan emisi gelombang elektromagnetik berupa percikannya juga meningkat. Badai matahari merupakan bagian dari cuaca di antariksa yang mirip dengan cuaca di bumi, hanya saja sifatnya berbeda. Ia menjelaskan, badai matahari tidak berdampak langsung pada manusia, namun tetap berdampak pada benda-benda astronomi yang berada di sekitarnya.Gangguan yang perlu dicermati , hanya pada sistem teknologi yang ditempatkan di antariksa seperti satelit komunikasi dan navigasi serta sistem teknologi di bumi yang rentan terhadap induksi partikel energetik dari matahari yang masuk ke bumi lewat kutub. Bila terjadi badai matahari potensi bahaya hanyalah kemungkinan rusaknya atau terganggunya satelit yang mengakibatkan antara lain gangguan telepon, siaran TV yang memanfaatkan satelit, serta jaringan ATM. Selain itu, navigasi pada sistem penerima global positioning system (GPS) frekuensi tunggal dan siaran radio gelombang pendek juga bakal terganggu akibat adanya gangguan ionosfer.



Sumber:
www.google.com
www.kompas.com
www.fisikawordpress.com
www.wikipedia.com
www.kupastuntas.wordpress.com
www.youtube.com

Tetanoe,Bernada / X G / 29

Kamis, 2009 September 03

Tata Surya,,,Solar System...^_^


Teman-teman dalam blog ini saya akan banyak membahas tentang bab tata surya...

Artikel 3

Bentuk Tata Surya Lonjong Seperti Telur

Kamis, 3 Juli 2008 | 17:11 WIB
PARIS, KAMIS - Jutaan buku teks yang menggambarkan Tata Surya kita seperti bola mungkin salah besar. Berdasarkan hasil kajian data-data yang dikirimkan wahana antariksa kembar milik NASA menunjukkan bahwa bentuk tata surya kita lonjong, seperti telur, bukan bulat seperti bola.
Batas heliosfer yang merupakan daerah terluar tata surya tidak simetris. Heliosfir merupakan daerah yang didominasi angin surya atau partikel yang disemburkan oleh Matahari. Heliosfer merentang di luar orbit Pluto, atau setelah enam miliar kilometer dari Matahari
Di heliosfer terjadi pertemuan antara angin surya dengan angin antarbintang sehingga timbul fenomena yang disebut termination shock. Angin surya yang dimaksud merupakan semburan partikel-partikel bermuatan listrik yang dipancarkan Matahari ke sekitarnya. Kecepatan angin surya yang semula mencapai jutaan kilometer per jam menurun sampai hanya 400.000 kilometer per jam karena terdesak dari luar.
Termination shock inilah yang menandai batas tata surya. Untuk menentukannya, NASA telah mengirimkan dua wahana kembar Voyager 1 dan 2 ke arah berbeda, masing-masing ke utara dan selatan Matahari pada tahun 1977.
Voyager 1 telah melintasi kawasan tersebut pada Desember 2004 saat berada 7,8 miliar mil atau sekitar 12,48 miliar kilometer dari Matahari. Sementara, Voyager 2 baru melintasi kawasan termination shock pada Agustus 2007 di jarak 7 miliar mil dari matahari. Seperti dilaporkan dalam jurnal Nature edisi terbaru, perbedaan ini membuktikan heliosfir tidak bulat sama sekali, melainkan seperti sebutir telur.
"Bayangkan seperti sebuah balon yang ditiup oleh angin surya. Pikirkan bahwa balon tersebut awalnya bulat lalu Anda menekannya ke tembok. Bentuknya akan rata pada salah satu sisinya," tutur Edward Stone dari California Institute of Technology, salah satu ilmuwan yang terlibat dalam riset tersebut. Ia mengatakan itulah yang terjadi pada heliosfer.
Penelitian mengenai batas tata surya masih akan terus berlanjut. Sudah 30 tahun lebih kedua wahana bekerja, namun masih aktif mengirimkan data sampai sekarang. Wahana yang meluncur dengan kecepatan lebih dari 17.000 kilometer per detik dengan tenaga nuklir itu sekarang menjadi tumpuan utama pengamatan atas batas terjauh tata surya.
"Saya kira5-7 tahun lagi mereka sudah berada di luar tata surya," ujar Stone. Apalagi Voyager 1 masih dalam kondisi sangat baik untuk melaju dan mengirimkan data-data rekamannya.
Ilustrasi bentuk tata surya yang tidak bulat seperti bola disimpulkan setelah Voyager 2 tidak di batas heliosfer.

Heliopause dibagi menjadi dua bagian terpisah. Awan angin yang bergerak pada kecepatan 400 km/detik sampai menabrak plasma dari medium ruangantarbintang. Tabrakan ini terjadi pada benturan terminasi yang kira kira terletak di 80-100 SA dari matahari pada daerah lawan angin dan sekitar 200 SA dari matahari pada daerah searah jurusan angin. Kemudian angin melambat dramatis, memampat dan berubah menjadi kencang, membentuk struktur oval yang dikenal sebagai heliosheath, dengan kelakuan mirip seperki ekor komet, mengulur keluar sejauh 40 SA di bagian arah lawan angin dan berkali-kali lipat lebih jauh pada sebelah lainnya. Voyager 1 dan Voyager 2 dilaporkan telah menembus benturan terminasi ini dan memasuki heliosheath, pada jarak 94 dan 84 SA dari matahari.

Tanggapan dan Analisis :

Dengan adanya fakta baru bahwa bentuk tata surya kita ternyata lonjong seperti telur , Fakta bahwa tata surya kita bulat seperti bola terbantahkan.Setelah diteliti oleh NASA , Hal itu terjadi karena Batas heliosfer yang merupakan daerah terluar tata surya tidak simetris.Bentuk tata surya kita diibaratkan seperti sebuah balon yang ditiup oleh angin surya. Pikirkan bahwa balon tersebut awalnya bulat lalu Anda menekannya ke tembok. Bentuknya akan rata pada salah satu sisinya. Itulah yang terjadi pada heliosfer. Bentuk dari ujung luar heliosfer kemungkinan dipengaruhi dari dinamika fluida dari interaksi medium antar bintang dan juga medan magnet matahari yang mengarah di sebelah selatan (sehingga memberi bentuk tumpul pada hemisfer utara dengan jarak 9 SA, dan lebih jauh daripada hemisfer selatan.)

Batasan luar dari heliosfer, heliopause, adalah titik tempat angin matahari berhenti dan ruang antar bintang bermula. Selebih dari heliopause, pada jarak sekitar 230 SA, terdapat benturan busur, jaluran ombak plasma yang ditinggalkan matahari seiring edarannya berkeliling di Bima Sakti.Sejauh ini belum ada kapal luar angkasa yang melewati heliopause, sehingga tidaklah mungkin mengetahui kondisi ruang antar bintang lokal dengan pasti. Diharapkan satelit NASA voyager akan menembus heliopause pada sekitar dekade yang akan datang dan mengirim kembali data tingkat radiasi dan angin matahari. Dalam pada itu, sebuah tim yang dibiayai NASA telah mengembangkan konsep "Vision Mission" yang akan khusus mengirimkan satelit penjajak ke heliosfer.

(Sumber : www.kompas.com , www.wikipedia.com , www.google.com)

Artikel 4

A Newly Discovered Solar System Contains Scaled-Down Versions of Saturn and Jupiter
News story originally written on February 14, 2008

For a long time, scientists have wondered if there are other systems of planets like our own in our galaxy. Recently a team of astronomers discovered a solar system almost 5,000 light years away that has smaller versions of Jupiter and Saturn. This discovery means that there might actually be star systems similar to our solar system.
The new solar system seems to be a smaller version of our own. One of the planets in this solar system has almost three-quarters of Jupiter's mass and another has 90 percent of Saturn's mass. The sun they orbit has about half the mass of our sun. Although their sun is is not as bright as our sun, temperatures at both planets are probably the same as temperatures on Jupiter and Saturn because they are closer to their star.
When astronomers observe a star through a telescope, the light waves usually travel straight from the star to the telescope; but if another star passes in between the telescope and the star they are looking at, the closer star acts like a lens and magnifies the incoming light. The telescope can't show a lot of details, but if there are planets orbiting around the closer star, the view from the telescope will show a brighter light where there is a planet. Astronomers can use this information to tell how large the planet is and how far away it is from its star.
This is what happened when the astronomers discovered the new solar system. While they were looking at one star another, another star that is closer to Earth passed in front of the star they were observing. The light from the stars became brighter and the astronomers were able to tell that there were planets like Jupiter and Saturn orbiting around the star.
Scott Gaudi, one of the astronomers who worked on this project, said that while people might think it was lucky that they were able to see this new solar system, he thinks "it might just mean that these systems are common throughout our galaxy."
Scientists have discovered a solar system analogous to ours containing scaled-down versions of Saturn and Jupiter. The two planets were revealed when the star they orbit crossed in front of a more distant star as seen from Earth. For a two-week period from late March through April 2006, the nearer star magnified the light shining from the farther star. Their finding suggests that our galaxy hosts many star systems like our own.
Courtesy of KASI - CBNU - ARCSEC (KASI is the Korea Astronomy and Space Science Institute, CBNU is the Chungbuk National University, and ARCSEC is Astrophysical Research Center for the Structure and Evolution of the Cosmos.
The source of this material is Windows to the Universe, at http://www.windows.ucar.edu/ at the University Corporation for Atmospheric Research (UCAR). ©1995-1999, 2000 The Regents of the University of Michigan; ©2000-05 University Corporation for Atmospheric Research. All Rights Reserved and www.google.com.


Comment and Analysis :
Astronomers from Korea found new solar system contain scaled down version Saturn and Jupiter in galaxy. For a long time, scientists have wondered if there are other systems of planets like our own in our galaxy. Scientists have discovered a solar system analogous to ours containing scaled-down versions of Saturn and Jupiter. The two planets were revealed when the star they orbit crossed in front of a more distant star as seen from Earth. For a two-week period from late March through April 2006, the nearer star magnified the light shining from the farther star. Their finding suggests that our galaxy hosts many star systems like our own. It might just mean that these systems are common throughout our galaxy.
I hope that Astronomers can make new version telescope which can use to find another solar system ,galaxy ,asteroid ,etc. So, The research about solar system can be explain clearly.


Nama : Tetanoe , Bernada

Kelas : X G

No : 29

Senin, 07 September 2009

Dalam Blog ini saya membahas tentang ancaman badai matahari 2012....

Artikel 1


Ancaman Itu Datang dari Matahari


Rabu, 22 Oktober 2008 | 08:38 WIB
Matahari. Sinar dan panasnya tentu begitu penting bagi kelangsungan kehidupan di muka bumi ini sepanjang masa. Namun, di balik benderangnya benda langit itu tersembunyi ”sisi gelap” yang mengganggu kondisi di bumi, yaitu bintik hitam (sunspot) yang diikuti badai dan flare.Sebagai pusat peredaran planet-planet di tata surya, matahari merupakan sumber energi bagi makhluk di bumi. Energi itu dihasilkan dari reaksi termonuklir untuk mengubah hidrogen menjadi helium yang terjadi di dekat inti matahari. Suhu di bagian pusat matahari yang terdiri dari gas berkerapatan 100 kali kerapatan air di bumi itu, mencapai 15 juta derajat Celsius.Di dalam perut matahari terjadi rotasi dan aliran massa atau konveksi yang memengaruhi gaya magnetnya. Pada aktivitas tinggi, gaya magnet ini bisa terpelintir atau berpusar hingga menembus permukaan matahari membentuk ”kaki-kaki”, yang tampak bagai bintik hitam.Bintik hitam matahari memiliki diameter sekitar 32.000 kilometer, umumnya terdiri dari dua bagian, yaitu bagian dalam yang disebut umbra, berdiameter 13.000 km atau seukuran diameter rata-rata bumi dan bagian luar disebut penumbra yang garis tengahnya kurang lebih 19.000 km. Suhu penumbra lebih panas dan warnanya lebih cerah dibanding umbra.Suhu gas yang terbentuk di lapisan fotosfer dan kromosfer di atas kelompok bintik hitam itu naik sekitar 800º Celsius di atas suhu normalnya. Akibatnya, gas ini memancarkan sinar lebih besar dibandingkan dengan gas di sekelilingnya.
Setelah beberapa hari, pelintiran magnetik ini terpecah menjadi beberapa pelintiran lebih tipis. Masing-masing bergerak melintasi permukaan ke berbagai arah hingga menghilang.
Seperti di bumi, di permukaan matahari pun terjadi badai. Badai matahari terjadi di daerah kromosfer dan korona—berada di atas kawasan munculnya bintik-bintik hitam. Beberapa badai matahari juga muncul ketika terjadi ledakan cahaya atau flare. Ketika flare muncul, terjadi pelepasan sejumlah besar energi. Umumnya, kian banyak bintik hitam terbentuk, maka flare pun makin banyak.

Dampak

Flare yang mengeluarkan partikel kecepatan tinggi dalam badai matahari menyebabkan timbulnya tekanan pada magnetosfer bumi hingga mengakibatkan badai magnetik di bumi.Fenomena ini mengganggu komunikasi radio dan membuat jarum kompas berputar liar di bumi.Bintik hitam matahari dan flare, menurut Sri Kaloka, Kepala Pusat Pengamatan Dirgantara Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), telah menimbulkan dampak berarti di beberapa wilayah di bumi—terutama di lintang tinggi—karena meningkatnya elektron di lapisan ionosfer. Tahun 1980-an, misalnya, pembangkit listrik di Quebec, Kanada, padam akibat terpengaruh badai matahari.Gangguan di lapisan ionosfer di ketinggian 60 km-6.000 km dari permukaan bumi ini juga menyebabkan kekacauan dalam penyampaian sinyal komunikasi frekuensi tinggi, yang menggunakan lapisan itu sebagai media pemantul sinyal. Sistem navigasi dengan satelit global positioning system menjadi tidak akurat.Jumlah bintik hitam yang tampak dari pengamatan dari bumi bervariasi, dari 1-100 titik. Bintik ini butuh waktu 11 tahun untuk mencapai jumlah tertinggi, lalu menurun lagi. Periode ini disebut siklus bintik matahari.
Sri Kaloka mengingatkan, puncak jumlah bintik hitam dapat terjadi lagi tahun 2012. Karena itu, semua pihak yang berkaitan dengan potensi dampak hendaknya mengantisipasi.
Data pemantauan bintik matahari dan flare terpantau di Pusat Pengamatan Dirgantara Lapan di Tanjungsari, Sumedang, sejak stasiun itu beroperasi 1975. Data itu dapat dimanfaatkan semua pihak yang berkepentingan. Hasilnya dikirimkan ke Bank Data di Swiss, urai Sri.
Periode dinginDalam kondisi ekstrem, baik tinggi maupun rendah, bintik hitam atau flare memberi dampak buruk bagi kondisi di bumi. Saat ini kejadian bintik hitam, menurut Kepala Bidang Penelitian dan Pengembangan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika, Mezak Ratag, justru dalam titik terendah.Bintik hitam adalah indikator aktivitas matahari. Bila sedikit jumlahnya, energi yang dipancarkan matahari berkurang, yaitu 0,1 persen pada cahaya tampak, tetapi bisa puluhan persen pada ultraviolet. Kejadian bintik matahari bisa berkurang akibat menurunnya aktivitas dinamo matahari, konveksi, dan atau tekanan radiasi dari reaksi nuklir di pusat matahari.Dalam beberapa tahun terakhir terjadi anomali aktivitas matahari itu. ”Hanya beberapa hari saja dalam dua tahun terakhir ini terpantau aktivitas bintik matahari,” ujar Mezak. Kondisi permukaan matahari hampir tanpa sunspot dalam beberapa tahun terakhir itu dikhawatirkan mengarah pada minimum Maunder kedua setelah kejadian pendinginan global sekitar tahun 1600-an.Rendahnya aktivitas matahari berarti berkurangnya suplai panas ke bumi secara rata-rata global dalam skala waktu tahunan— bukan harian atau bulanan. Akan tetapi, pemanasan lokal masih bisa terjadi. Seperti beberapa bulan terakhir, suhu laut di bagian timur agak hangat, urai Mezak.Berkurangnya suplai energi dari matahari pada bumi menyebabkan berkurangnya pemanasan lautan, berarti pula penguapan air laut yang akan menjadi hujan pun rendah.Menurunnya suplai energi matahari juga melemahkan monsun. Gerakan angin monsun terjadi karena perbedaan panas antarlautan dan benua berdasarkan posisi garis edar matahari.Pengaruh matahari ini tidak berkorelasi dengan peningkatan suhu udara beberapa pekan terakhir. Tingginya suhu udara di bumi disebabkan tingginya uap air, tetapi sedikit yang terbentuk menjadi awan, sedangkan matahari sudah di lintang selatan. Cahaya matahari sampai ke permukaan bumi tanpa halangan awan. Namun, inframerah yang dipancarkan ke bumi tertahan uap air sehingga menaikkan suhu. Uap air banyak dari laut.
Itu dijelaskan Mezak selaku Executive Panel Riset Monsun Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) pada pertemuan WMO di Beijing, Selasa (21/10), berdasarkan laporan sejumlah ilmuwan dari AS, China, dan Australia. Mereka mengatakan, ada tren pelemahan monsun di berbagai tempat di bumi. ”Di Indonesia, kondisi itu mengakibatkan pelemahan monsun rata-rata dalam beberapa tahun terakhir, tetapi variasinya dari tahun ke tahun bisa besar,” tambahnya.
Senin (20/10), Pusat Data Aktivitas Matahari (SIDC) di Belgia menghentikan peringatan ”All Quiet Alert”, karena peneliti di sana mendeteksi adanya aktivitas di matahari. Namun, laporan ini belum final, mengingat banyak pakar astrofisika matahari meyakini perioda aktivitas rendah ini masih akan berlangsung lama hingga berdampak pendinginan global (global cooling).
Pada kondisi belakangan ini, China mengalami musim dingin paling dingin dalam 100 tahun terakhir, Amerika Utara mencatat rekor tinggi salju, Inggris mengalami April terdingin.
Kondisi ini bukan pertama kali ini terjadi. Dari catatan sejarah, tahun 1645-1715 matahari hampir tanpa bintik, aktivitasnya sangat lemah. Pada kurun waktu itu, suhu permukaan global sangat rendah sehingga dinamakan Zaman Es Kecil.

Artikel 2

Apa sebenarnya Kiamat tahun 2012..?

Kiamat 2012 adalah terjadinya Badai Matahari:
Menurut Pak Bambang S Tedjasukmana dari Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), bahwa fenomena yang akan muncul pada sekitar tahun 2011-2012 adalah badai Matahari. Prediksi ini berdasar pada pemantauan pusat pemantau cuaca antariksa di berbagai negara maju yang sudah dilakukan sejak tahun 1960-an dan Indonesia oleh LAPAN telah dilakukan sejak tahun 1975.Badai Matahari = Flare dan CME.Masih menurut ahli lain dari LAPAN, bahwa badai Matahari akan terjadi ketika adanya flare dan Corona Mass Ejection (CME). Apa itu Flare..? Flare adalah ledakan besar di atmosfer Matahari yang dahsyatnya menyamai 66 juta kali ledakan bom atom Hiroshima. Padahal bom atom yang dijatuhkan Paul Tibbets, pilot pesawat Amerika Serikat (AS), B-29 Enola Gay, Agustus 1945, telah merenggut sekitar 80.000 jiwa manusia. Berarti kalau dikalikan 66 juta lagi, wouw…!Sedang CME adalah sejenis ledakan sangat besar yang menyebabkan lontaran partikel2 berkecepatan tinggi yakni sekitar 400 km/detik. wouw…Gangguan cuaca Matahari ini dapat mempengaruhi kondisi muatan antariksa hingga mempengaruhi magnet Bumi, selanjutnya berdampak pada sistem kelistrikan, transportasi yang mengandalkan satelit navigasi global positioning system (GPS), dan sistem komunikasi yang menggunakan satelit komunikasi dan gelombang frekuensi tinggi (HF), serta dapat membahayakan kesehatan atau kehidupan manusia, misal karena magnet Bumi terganggu, maka alat pacu jantung juga akan terganggu.HP akan error, dan sms bakal ‘kiamat’ betulDengan skala sebenarnya, saya sketsakan kira2 Badai Matahari itu akan seperti apa. Besar matahari hanya diambil sepersecuilnya, sementara Bumi sangat penuh (meski masih sangat kecil) tampaknya. Bumi saja belum apa-apanya bila dibanding sunspot yang warna hitam2 itu…Badai Matahari tahun 2011-2012

Persiapan menuju Kiamat 2012 itu…:
Dikatakan para ahli bahwa dari Matahari, milyaran partikel alektron sampai ke lapisan ionosfer Bumi dalam waktu empat hari, Dampak dari serbuan dari partikel elektron ini di kutub berlangsung beberapa hari. Selama itu, bisa dilakukan langkah-langkah antisipasi untuk mengurangi dampak yang ditimbulkan.Mengantisipasi munculnya badai antariksa itu, LAPAN tengah membangun Pusat Sistem Pemantau Cuaca Antariksa Terpadu di pusat Pemanfaatan Sains Antariksa LAPAN Bandung. Objek yang dipantau antara lain lapisan Ionosfer dan geomagnetik, serta gelombang radio. Sistem ini akan beroperasi penuh pada Januari 2009 mendatang.Langkah antisipasi LAPAN yang telah dilakukan adalah menghubungi pihak-pihak yang mungkin akan terkena dampak dari muncul badai antariksa ini, yakni Dephankam,TNI,Dephub, PLN, dan Depkominfo, serta Pemda.Saat ini pelatihan bagi aparat pemda yang mengoperasikan radio HF telah dilakukan sejak lama,kini telah ada sekitar 500 orang yang terlatih menghadapi gangguan sinyal radio. PLN harus melakukan sosialisasi ke masyarakat akan adanya pemutusan berkala demi mengurangi dampak badai antariksa ini.
Penerbangan dan pelayaran yang mengandalkan GPS sebagai sistem navigasihendaknya menggunakan sistem manual ketika badai antariksa terjadi dalam memandu tinggal landas atau pendaratan pesawatterbang.Perubahan densitas elektron akibat cuaca antariksa dapat mengubah kecepatan gelombangradio ketika melewati ionosfer sehingga menimbulkan delay propagasi pada sinyal GPS. Perubahan ini mengakibatkan penyimpangan pada penentuan jarak dan posisi. Selain itu, komponen mikroelektronika pada satelit navigasi dan komunikasi akan mengalami kerusakan sehingga mengalami percepatan masa pakai, sehingga bisa tidak berfungsi lagi.Saat ini LAPAN telah mengembangkan pemodelan perencanaan penggunaan frekuensi untuk menghadapi gangguan badai matahari tinggi untuk komunikasi radio HF.

Badai matahari terbentuk karena terjadinya gejolak di atmosfer matahari yang dipicu terbentuknya bintik hitam. Kondisi ini dapat mengakibatkan loncatan api / solar flare yang materinya dapat terlontar ke Bumi. Ketika materi tersebut melintas di atmosfer Bumi, maka terjadilah Aurora dan badai elektromagnetik.Partikel dari badai Matahari tersebut diperkiran sampai ke Bumi pada tahun 2011-2012. Partikel bermuatan listrik ini dapat menghasilkan noise atau gangguan besar pada frekuensi radio 1,2GHz – 1,6GHz. Ini sangat mengancam sinyal GPS.“Jumlah dan intensitas noise akan meningkat dan dapat mengaburkan sinyal GPS selama periode ini,” kata Paul Kintner dari Departemen Teknik Elektro Universitas Cornell. Keakuratan GPS akan berkurang hingga 90%, dan dapat rusak. Hal ini sangat membahayakan dunia penerbangan, di mana fungsi GPS sudah seperti “nafas pada Manusia.Hal ini pernah terjadi beberapa tahun silam, tepatnya pada akhir oktober 2003. Pada waktu itu, tidak hanya satelit GPS saja yang rusak, tapi juga satelit komunikasi publik.Namun, yang paling bahaya adalah apabila distribusi listrik terganggu…! Pada 28-30 Oktober 2003, hampir seluruh pembangkit listrik di dunia dinonaktifkan untuk sementara. Apabila listrik tidak dimatikan, maka akan terjadi kerusakan pada pembangkit-pembangkit listrik di setiap negara. Hal ini disebabkan karena terjadinya ketidakstabilan medan magnet di Bumi.

Analisis :
Badai matahari, suatu fenomena yang diprakirakan kemunculannya pada sekitar tahun 2011-2012, tidaklah berakibat kiamat. Puncak aktivitas matahari yang mempunyai periode sekitar 11 tahun, jadi puncak aktivitas matahari pernah terjadi pada 1979, 1989, dan 2000. Pada saat puncak aktivitas itu, bintik matahari meningkat jumlahnya akibat aktivitas magnetiknya dan mendadak berpengaruh terhadap ruang antar planet.Pada saat-saat itu frekuensi kejadian lontaran partikel berenergi tinggi dan emisi gelombang elektromagnetik berupa percikannya juga meningkat. Badai matahari merupakan bagian dari cuaca di antariksa yang mirip dengan cuaca di bumi, hanya saja sifatnya berbeda. Ia menjelaskan, badai matahari tidak berdampak langsung pada manusia, namun tetap berdampak pada benda-benda astronomi yang berada di sekitarnya.Gangguan yang perlu dicermati , hanya pada sistem teknologi yang ditempatkan di antariksa seperti satelit komunikasi dan navigasi serta sistem teknologi di bumi yang rentan terhadap induksi partikel energetik dari matahari yang masuk ke bumi lewat kutub. Bila terjadi badai matahari potensi bahaya hanyalah kemungkinan rusaknya atau terganggunya satelit yang mengakibatkan antara lain gangguan telepon, siaran TV yang memanfaatkan satelit, serta jaringan ATM. Selain itu, navigasi pada sistem penerima global positioning system (GPS) frekuensi tunggal dan siaran radio gelombang pendek juga bakal terganggu akibat adanya gangguan ionosfer.



Sumber:
www.google.com
www.kompas.com
www.fisikawordpress.com
www.wikipedia.com
www.kupastuntas.wordpress.com

Tetanoe,Bernada / X G / 29

Kamis, 03 September 2009

Tata Surya,,,Solar System...^_^


Teman-teman dalam blog ini saya akan banyak membahas tentang bab tata surya...

Bentuk Tata Surya Lonjong Seperti Telur

Kamis, 3 Juli 2008 | 17:11 WIB
PARIS, KAMIS - Jutaan buku teks yang menggambarkan Tata Surya kita seperti bola mungkin salah besar. Berdasarkan hasil kajian data-data yang dikirimkan wahana antariksa kembar milik NASA menunjukkan bahwa bentuk tata surya kita lonjong, seperti telur, bukan bulat seperti bola.
Batas heliosfer yang merupakan daerah terluar tata surya tidak simetris. Heliosfir merupakan daerah yang didominasi angin surya atau partikel yang disemburkan oleh Matahari. Heliosfer merentang di luar orbit Pluto, atau setelah enam miliar kilometer dari Matahari
Di heliosfer terjadi pertemuan antara angin surya dengan angin antarbintang sehingga timbul fenomena yang disebut termination shock. Angin surya yang dimaksud merupakan semburan partikel-partikel bermuatan listrik yang dipancarkan Matahari ke sekitarnya. Kecepatan angin surya yang semula mencapai jutaan kilometer per jam menurun sampai hanya 400.000 kilometer per jam karena terdesak dari luar.
Termination shock inilah yang menandai batas tata surya. Untuk menentukannya, NASA telah mengirimkan dua wahana kembar Voyager 1 dan 2 ke arah berbeda, masing-masing ke utara dan selatan Matahari pada tahun 1977.
Voyager 1 telah melintasi kawasan tersebut pada Desember 2004 saat berada 7,8 miliar mil atau sekitar 12,48 miliar kilometer dari Matahari. Sementara, Voyager 2 baru melintasi kawasan termination shock pada Agustus 2007 di jarak 7 miliar mil dari matahari. Seperti dilaporkan dalam jurnal Nature edisi terbaru, perbedaan ini membuktikan heliosfir tidak bulat sama sekali, melainkan seperti sebutir telur.
"Bayangkan seperti sebuah balon yang ditiup oleh angin surya. Pikirkan bahwa balon tersebut awalnya bulat lalu Anda menekannya ke tembok. Bentuknya akan rata pada salah satu sisinya," tutur Edward Stone dari California Institute of Technology, salah satu ilmuwan yang terlibat dalam riset tersebut. Ia mengatakan itulah yang terjadi pada heliosfer.
Penelitian mengenai batas tata surya masih akan terus berlanjut. Sudah 30 tahun lebih kedua wahana bekerja, namun masih aktif mengirimkan data sampai sekarang. Wahana yang meluncur dengan kecepatan lebih dari 17.000 kilometer per detik dengan tenaga nuklir itu sekarang menjadi tumpuan utama pengamatan atas batas terjauh tata surya.
"Saya kira5-7 tahun lagi mereka sudah berada di luar tata surya," ujar Stone. Apalagi Voyager 1 masih dalam kondisi sangat baik untuk melaju dan mengirimkan data-data rekamannya.
Ilustrasi bentuk tata surya yang tidak bulat seperti bola disimpulkan setelah Voyager 2 tidak di batas heliosfer.

Heliopause dibagi menjadi dua bagian terpisah. Awan angin yang bergerak pada kecepatan 400 km/detik sampai menabrak plasma dari medium ruangantarbintang. Tabrakan ini terjadi pada benturan terminasi yang kira kira terletak di 80-100 SA dari matahari pada daerah lawan angin dan sekitar 200 SA dari matahari pada daerah searah jurusan angin. Kemudian angin melambat dramatis, memampat dan berubah menjadi kencang, membentuk struktur oval yang dikenal sebagai heliosheath, dengan kelakuan mirip seperki ekor komet, mengulur keluar sejauh 40 SA di bagian arah lawan angin dan berkali-kali lipat lebih jauh pada sebelah lainnya. Voyager 1 dan Voyager 2 dilaporkan telah menembus benturan terminasi ini dan memasuki heliosheath, pada jarak 94 dan 84 SA dari matahari.

Tanggapan dan Analisis :

Dengan adanya fakta baru bahwa bentuk tata surya kita ternyata lonjong seperti telur , Fakta bahwa tata surya kita bulat seperti bola terbantahkan.Setelah diteliti oleh NASA , Hal itu terjadi karena Batas heliosfer yang merupakan daerah terluar tata surya tidak simetris.Bentuk tata surya kita diibaratkan seperti sebuah balon yang ditiup oleh angin surya. Pikirkan bahwa balon tersebut awalnya bulat lalu Anda menekannya ke tembok. Bentuknya akan rata pada salah satu sisinya. Itulah yang terjadi pada heliosfer. Bentuk dari ujung luar heliosfer kemungkinan dipengaruhi dari dinamika fluida dari interaksi medium antar bintang dan juga medan magnet matahari yang mengarah di sebelah selatan (sehingga memberi bentuk tumpul pada hemisfer utara dengan jarak 9 SA, dan lebih jauh daripada hemisfer selatan.)

Batasan luar dari heliosfer, heliopause, adalah titik tempat angin matahari berhenti dan ruang antar bintang bermula. Selebih dari heliopause, pada jarak sekitar 230 SA, terdapat benturan busur, jaluran ombak plasma yang ditinggalkan matahari seiring edarannya berkeliling di Bima Sakti.Sejauh ini belum ada kapal luar angkasa yang melewati heliopause, sehingga tidaklah mungkin mengetahui kondisi ruang antar bintang lokal dengan pasti. Diharapkan satelit NASA voyager akan menembus heliopause pada sekitar dekade yang akan datang dan mengirim kembali data tingkat radiasi dan angin matahari. Dalam pada itu, sebuah tim yang dibiayai NASA telah mengembangkan konsep "Vision Mission" yang akan khusus mengirimkan satelit penjajak ke heliosfer.

(Sumber : www.kompas.com , www.wikipedia.com , www.google.com)

A Newly Discovered Solar System Contains Scaled-Down Versions of Saturn and Jupiter
News story originally written on February 14, 2008

For a long time, scientists have wondered if there are other systems of planets like our own in our galaxy. Recently a team of astronomers discovered a solar system almost 5,000 light years away that has smaller versions of Jupiter and Saturn. This discovery means that there might actually be star systems similar to our solar system.
The new solar system seems to be a smaller version of our own. One of the planets in this solar system has almost three-quarters of Jupiter's mass and another has 90 percent of Saturn's mass. The sun they orbit has about half the mass of our sun. Although their sun is is not as bright as our sun, temperatures at both planets are probably the same as temperatures on Jupiter and Saturn because they are closer to their star.
When astronomers observe a star through a telescope, the light waves usually travel straight from the star to the telescope; but if another star passes in between the telescope and the star they are looking at, the closer star acts like a lens and magnifies the incoming light. The telescope can't show a lot of details, but if there are planets orbiting around the closer star, the view from the telescope will show a brighter light where there is a planet. Astronomers can use this information to tell how large the planet is and how far away it is from its star.
This is what happened when the astronomers discovered the new solar system. While they were looking at one star another, another star that is closer to Earth passed in front of the star they were observing. The light from the stars became brighter and the astronomers were able to tell that there were planets like Jupiter and Saturn orbiting around the star.
Scott Gaudi, one of the astronomers who worked on this project, said that while people might think it was lucky that they were able to see this new solar system, he thinks "it might just mean that these systems are common throughout our galaxy."
Scientists have discovered a solar system analogous to ours containing scaled-down versions of Saturn and Jupiter. The two planets were revealed when the star they orbit crossed in front of a more distant star as seen from Earth. For a two-week period from late March through April 2006, the nearer star magnified the light shining from the farther star. Their finding suggests that our galaxy hosts many star systems like our own.
Courtesy of KASI - CBNU - ARCSEC (KASI is the Korea Astronomy and Space Science Institute, CBNU is the Chungbuk National University, and ARCSEC is Astrophysical Research Center for the Structure and Evolution of the Cosmos.
The source of this material is Windows to the Universe, at http://www.windows.ucar.edu/ at the University Corporation for Atmospheric Research (UCAR). ©1995-1999, 2000 The Regents of the University of Michigan; ©2000-05 University Corporation for Atmospheric Research. All Rights Reserved and www.google.com.


Comment and Analysis :
Astronomers from Korea found new solar system contain scaled down version Saturn and Jupiter in galaxy. For a long time, scientists have wondered if there are other systems of planets like our own in our galaxy. Scientists have discovered a solar system analogous to ours containing scaled-down versions of Saturn and Jupiter. The two planets were revealed when the star they orbit crossed in front of a more distant star as seen from Earth. For a two-week period from late March through April 2006, the nearer star magnified the light shining from the farther star. Their finding suggests that our galaxy hosts many star systems like our own. It might just mean that these systems are common throughout our galaxy.
I hope that Astronomers can make new version telescope which can use to find another solar system ,galaxy ,asteroid ,etc. So, The research about solar system can be explain clearly.


Nama : Tetanoe , Bernada

Kelas : X G

No : 29