Dalam Blog ini saya membahas tentang ancaman badai matahari 2012....
Artikel 1
Ancaman Itu Datang dari Matahari
Rabu, 22 Oktober 2008 | 08:38 WIB
Matahari. Sinar dan panasnya tentu begitu penting bagi kelangsungan kehidupan di muka bumi ini sepanjang masa. Namun, di balik benderangnya benda langit itu tersembunyi ”sisi gelap” yang mengganggu kondisi di bumi, yaitu bintik hitam (sunspot) yang diikuti badai dan flare.Sebagai pusat peredaran planet-planet di tata surya, matahari merupakan sumber energi bagi makhluk di bumi. Energi itu dihasilkan dari reaksi termonuklir untuk mengubah hidrogen menjadi helium yang terjadi di dekat inti matahari. Suhu di bagian pusat matahari yang terdiri dari gas berkerapatan 100 kali kerapatan air di bumi itu, mencapai 15 juta derajat Celsius.Di dalam perut matahari terjadi rotasi dan aliran massa atau konveksi yang memengaruhi gaya magnetnya. Pada aktivitas tinggi, gaya magnet ini bisa terpelintir atau berpusar hingga menembus permukaan matahari membentuk ”kaki-kaki”, yang tampak bagai bintik hitam.Bintik hitam matahari memiliki diameter sekitar 32.000 kilometer, umumnya terdiri dari dua bagian, yaitu bagian dalam yang disebut umbra, berdiameter 13.000 km atau seukuran diameter rata-rata bumi dan bagian luar disebut penumbra yang garis tengahnya kurang lebih 19.000 km. Suhu penumbra lebih panas dan warnanya lebih cerah dibanding umbra.Suhu gas yang terbentuk di lapisan fotosfer dan kromosfer di atas kelompok bintik hitam itu naik sekitar 800ยบ Celsius di atas suhu normalnya. Akibatnya, gas ini memancarkan sinar lebih besar dibandingkan dengan gas di sekelilingnya.
Setelah beberapa hari, pelintiran magnetik ini terpecah menjadi beberapa pelintiran lebih tipis. Masing-masing bergerak melintasi permukaan ke berbagai arah hingga menghilang.
Seperti di bumi, di permukaan matahari pun terjadi badai. Badai matahari terjadi di daerah kromosfer dan korona—berada di atas kawasan munculnya bintik-bintik hitam. Beberapa badai matahari juga muncul ketika terjadi ledakan cahaya atau flare. Ketika flare muncul, terjadi pelepasan sejumlah besar energi. Umumnya, kian banyak bintik hitam terbentuk, maka flare pun makin banyak.
Dampak
Flare yang mengeluarkan partikel kecepatan tinggi dalam badai matahari menyebabkan timbulnya tekanan pada magnetosfer bumi hingga mengakibatkan badai magnetik di bumi.Fenomena ini mengganggu komunikasi radio dan membuat jarum kompas berputar liar di bumi.Bintik hitam matahari dan flare, menurut Sri Kaloka, Kepala Pusat Pengamatan Dirgantara Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), telah menimbulkan dampak berarti di beberapa wilayah di bumi—terutama di lintang tinggi—karena meningkatnya elektron di lapisan ionosfer. Tahun 1980-an, misalnya, pembangkit listrik di Quebec, Kanada, padam akibat terpengaruh badai matahari.Gangguan di lapisan ionosfer di ketinggian 60 km-6.000 km dari permukaan bumi ini juga menyebabkan kekacauan dalam penyampaian sinyal komunikasi frekuensi tinggi, yang menggunakan lapisan itu sebagai media pemantul sinyal. Sistem navigasi dengan satelit global positioning system menjadi tidak akurat.Jumlah bintik hitam yang tampak dari pengamatan dari bumi bervariasi, dari 1-100 titik. Bintik ini butuh waktu 11 tahun untuk mencapai jumlah tertinggi, lalu menurun lagi. Periode ini disebut siklus bintik matahari.
Sri Kaloka mengingatkan, puncak jumlah bintik hitam dapat terjadi lagi tahun 2012. Karena itu, semua pihak yang berkaitan dengan potensi dampak hendaknya mengantisipasi.
Data pemantauan bintik matahari dan flare terpantau di Pusat Pengamatan Dirgantara Lapan di Tanjungsari, Sumedang, sejak stasiun itu beroperasi 1975. Data itu dapat dimanfaatkan semua pihak yang berkepentingan. Hasilnya dikirimkan ke Bank Data di Swiss, urai Sri.
Periode dinginDalam kondisi ekstrem, baik tinggi maupun rendah, bintik hitam atau flare memberi dampak buruk bagi kondisi di bumi. Saat ini kejadian bintik hitam, menurut Kepala Bidang Penelitian dan Pengembangan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika, Mezak Ratag, justru dalam titik terendah.Bintik hitam adalah indikator aktivitas matahari. Bila sedikit jumlahnya, energi yang dipancarkan matahari berkurang, yaitu 0,1 persen pada cahaya tampak, tetapi bisa puluhan persen pada ultraviolet. Kejadian bintik matahari bisa berkurang akibat menurunnya aktivitas dinamo matahari, konveksi, dan atau tekanan radiasi dari reaksi nuklir di pusat matahari.Dalam beberapa tahun terakhir terjadi anomali aktivitas matahari itu. ”Hanya beberapa hari saja dalam dua tahun terakhir ini terpantau aktivitas bintik matahari,” ujar Mezak. Kondisi permukaan matahari hampir tanpa sunspot dalam beberapa tahun terakhir itu dikhawatirkan mengarah pada minimum Maunder kedua setelah kejadian pendinginan global sekitar tahun 1600-an.Rendahnya aktivitas matahari berarti berkurangnya suplai panas ke bumi secara rata-rata global dalam skala waktu tahunan— bukan harian atau bulanan. Akan tetapi, pemanasan lokal masih bisa terjadi. Seperti beberapa bulan terakhir, suhu laut di bagian timur agak hangat, urai Mezak.Berkurangnya suplai energi dari matahari pada bumi menyebabkan berkurangnya pemanasan lautan, berarti pula penguapan air laut yang akan menjadi hujan pun rendah.Menurunnya suplai energi matahari juga melemahkan monsun. Gerakan angin monsun terjadi karena perbedaan panas antarlautan dan benua berdasarkan posisi garis edar matahari.Pengaruh matahari ini tidak berkorelasi dengan peningkatan suhu udara beberapa pekan terakhir. Tingginya suhu udara di bumi disebabkan tingginya uap air, tetapi sedikit yang terbentuk menjadi awan, sedangkan matahari sudah di lintang selatan. Cahaya matahari sampai ke permukaan bumi tanpa halangan awan. Namun, inframerah yang dipancarkan ke bumi tertahan uap air sehingga menaikkan suhu. Uap air banyak dari laut.
Itu dijelaskan Mezak selaku Executive Panel Riset Monsun Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) pada pertemuan WMO di Beijing, Selasa (21/10), berdasarkan laporan sejumlah ilmuwan dari AS, China, dan Australia. Mereka mengatakan, ada tren pelemahan monsun di berbagai tempat di bumi. ”Di Indonesia, kondisi itu mengakibatkan pelemahan monsun rata-rata dalam beberapa tahun terakhir, tetapi variasinya dari tahun ke tahun bisa besar,” tambahnya.
Senin (20/10), Pusat Data Aktivitas Matahari (SIDC) di Belgia menghentikan peringatan ”All Quiet Alert”, karena peneliti di sana mendeteksi adanya aktivitas di matahari. Namun, laporan ini belum final, mengingat banyak pakar astrofisika matahari meyakini perioda aktivitas rendah ini masih akan berlangsung lama hingga berdampak pendinginan global (global cooling).
Pada kondisi belakangan ini, China mengalami musim dingin paling dingin dalam 100 tahun terakhir, Amerika Utara mencatat rekor tinggi salju, Inggris mengalami April terdingin.
Kondisi ini bukan pertama kali ini terjadi. Dari catatan sejarah, tahun 1645-1715 matahari hampir tanpa bintik, aktivitasnya sangat lemah. Pada kurun waktu itu, suhu permukaan global sangat rendah sehingga dinamakan Zaman Es Kecil.
Artikel 2
Apa sebenarnya Kiamat tahun 2012..?
Kiamat 2012 adalah terjadinya Badai Matahari:
Menurut Pak Bambang S Tedjasukmana dari Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), bahwa fenomena yang akan muncul pada sekitar tahun 2011-2012 adalah badai Matahari. Prediksi ini berdasar pada pemantauan pusat pemantau cuaca antariksa di berbagai negara maju yang sudah dilakukan sejak tahun 1960-an dan Indonesia oleh LAPAN telah dilakukan sejak tahun 1975.Badai Matahari = Flare dan CME.Masih menurut ahli lain dari LAPAN, bahwa badai Matahari akan terjadi ketika adanya flare dan Corona Mass Ejection (CME). Apa itu Flare..? Flare adalah ledakan besar di atmosfer Matahari yang dahsyatnya menyamai 66 juta kali ledakan bom atom Hiroshima. Padahal bom atom yang dijatuhkan Paul Tibbets, pilot pesawat Amerika Serikat (AS), B-29 Enola Gay, Agustus 1945, telah merenggut sekitar 80.000 jiwa manusia. Berarti kalau dikalikan 66 juta lagi, wouw…!Sedang CME adalah sejenis ledakan sangat besar yang menyebabkan lontaran partikel2 berkecepatan tinggi yakni sekitar 400 km/detik. wouw…Gangguan cuaca Matahari ini dapat mempengaruhi kondisi muatan antariksa hingga mempengaruhi magnet Bumi, selanjutnya berdampak pada sistem kelistrikan, transportasi yang mengandalkan satelit navigasi global positioning system (GPS), dan sistem komunikasi yang menggunakan satelit komunikasi dan gelombang frekuensi tinggi (HF), serta dapat membahayakan kesehatan atau kehidupan manusia, misal karena magnet Bumi terganggu, maka alat pacu jantung juga akan terganggu.HP akan error, dan sms bakal ‘kiamat’ betulDengan skala sebenarnya, saya sketsakan kira2 Badai Matahari itu akan seperti apa. Besar matahari hanya diambil sepersecuilnya, sementara Bumi sangat penuh (meski masih sangat kecil) tampaknya. Bumi saja belum apa-apanya bila dibanding sunspot yang warna hitam2 itu…Badai Matahari tahun 2011-2012
Persiapan menuju Kiamat 2012 itu…:
Dikatakan para ahli bahwa dari Matahari, milyaran partikel alektron sampai ke lapisan ionosfer Bumi dalam waktu empat hari, Dampak dari serbuan dari partikel elektron ini di kutub berlangsung beberapa hari. Selama itu, bisa dilakukan langkah-langkah antisipasi untuk mengurangi dampak yang ditimbulkan.Mengantisipasi munculnya badai antariksa itu, LAPAN tengah membangun Pusat Sistem Pemantau Cuaca Antariksa Terpadu di pusat Pemanfaatan Sains Antariksa LAPAN Bandung. Objek yang dipantau antara lain lapisan Ionosfer dan geomagnetik, serta gelombang radio. Sistem ini akan beroperasi penuh pada Januari 2009 mendatang.Langkah antisipasi LAPAN yang telah dilakukan adalah menghubungi pihak-pihak yang mungkin akan terkena dampak dari muncul badai antariksa ini, yakni Dephankam,TNI,Dephub, PLN, dan Depkominfo, serta Pemda.Saat ini pelatihan bagi aparat pemda yang mengoperasikan radio HF telah dilakukan sejak lama,kini telah ada sekitar 500 orang yang terlatih menghadapi gangguan sinyal radio. PLN harus melakukan sosialisasi ke masyarakat akan adanya pemutusan berkala demi mengurangi dampak badai antariksa ini.
Penerbangan dan pelayaran yang mengandalkan GPS sebagai sistem navigasihendaknya menggunakan sistem manual ketika badai antariksa terjadi dalam memandu tinggal landas atau pendaratan pesawatterbang.Perubahan densitas elektron akibat cuaca antariksa dapat mengubah kecepatan gelombangradio ketika melewati ionosfer sehingga menimbulkan delay propagasi pada sinyal GPS. Perubahan ini mengakibatkan penyimpangan pada penentuan jarak dan posisi. Selain itu, komponen mikroelektronika pada satelit navigasi dan komunikasi akan mengalami kerusakan sehingga mengalami percepatan masa pakai, sehingga bisa tidak berfungsi lagi.Saat ini LAPAN telah mengembangkan pemodelan perencanaan penggunaan frekuensi untuk menghadapi gangguan badai matahari tinggi untuk komunikasi radio HF.
Badai matahari terbentuk karena terjadinya gejolak di atmosfer matahari yang dipicu terbentuknya bintik hitam. Kondisi ini dapat mengakibatkan loncatan api / solar flare yang materinya dapat terlontar ke Bumi. Ketika materi tersebut melintas di atmosfer Bumi, maka terjadilah Aurora dan badai elektromagnetik.Partikel dari badai Matahari tersebut diperkiran sampai ke Bumi pada tahun 2011-2012. Partikel bermuatan listrik ini dapat menghasilkan noise atau gangguan besar pada frekuensi radio 1,2GHz – 1,6GHz. Ini sangat mengancam sinyal GPS.“Jumlah dan intensitas noise akan meningkat dan dapat mengaburkan sinyal GPS selama periode ini,” kata Paul Kintner dari Departemen Teknik Elektro Universitas Cornell. Keakuratan GPS akan berkurang hingga 90%, dan dapat rusak. Hal ini sangat membahayakan dunia penerbangan, di mana fungsi GPS sudah seperti “nafas pada Manusia.Hal ini pernah terjadi beberapa tahun silam, tepatnya pada akhir oktober 2003. Pada waktu itu, tidak hanya satelit GPS saja yang rusak, tapi juga satelit komunikasi publik.Namun, yang paling bahaya adalah apabila distribusi listrik terganggu…! Pada 28-30 Oktober 2003, hampir seluruh pembangkit listrik di dunia dinonaktifkan untuk sementara. Apabila listrik tidak dimatikan, maka akan terjadi kerusakan pada pembangkit-pembangkit listrik di setiap negara. Hal ini disebabkan karena terjadinya ketidakstabilan medan magnet di Bumi.
Analisis :
Badai matahari, suatu fenomena yang diprakirakan kemunculannya pada sekitar tahun 2011-2012, tidaklah berakibat kiamat. Puncak aktivitas matahari yang mempunyai periode sekitar 11 tahun, jadi puncak aktivitas matahari pernah terjadi pada 1979, 1989, dan 2000. Pada saat puncak aktivitas itu, bintik matahari meningkat jumlahnya akibat aktivitas magnetiknya dan mendadak berpengaruh terhadap ruang antar planet.Pada saat-saat itu frekuensi kejadian lontaran partikel berenergi tinggi dan emisi gelombang elektromagnetik berupa percikannya juga meningkat. Badai matahari merupakan bagian dari cuaca di antariksa yang mirip dengan cuaca di bumi, hanya saja sifatnya berbeda. Ia menjelaskan, badai matahari tidak berdampak langsung pada manusia, namun tetap berdampak pada benda-benda astronomi yang berada di sekitarnya.Gangguan yang perlu dicermati , hanya pada sistem teknologi yang ditempatkan di antariksa seperti satelit komunikasi dan navigasi serta sistem teknologi di bumi yang rentan terhadap induksi partikel energetik dari matahari yang masuk ke bumi lewat kutub. Bila terjadi badai matahari potensi bahaya hanyalah kemungkinan rusaknya atau terganggunya satelit yang mengakibatkan antara lain gangguan telepon, siaran TV yang memanfaatkan satelit, serta jaringan ATM. Selain itu, navigasi pada sistem penerima global positioning system (GPS) frekuensi tunggal dan siaran radio gelombang pendek juga bakal terganggu akibat adanya gangguan ionosfer.
Sumber:
www.google.com
www.kompas.com
www.fisikawordpress.com
www.wikipedia.com
www.kupastuntas.wordpress.com
Tetanoe,Bernada / X G / 29
Senin, 07 September 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar